Libur Nataru, INSTRAN Dorong Strategi Atasi Kemacetan di Jalur Wisata Favorit

FGD Instran --BogorAktual/Edwin Suwandana
BogorAktual.id - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), Institut Studi Transportasi (INSTRAN) menyoroti potensi kemacetan parah di jalur wisata favorit, khususnya kawasan Puncak, Bogor.
Dengan survei Kementerian Perhubungan yang mencatat potensi pergerakan 110,67 juta orang selama liburan, lonjakan kendaraan menuju objek wisata diprediksi akan menimbulkan tantangan besar.
“Selain jalur mudik, pemerintah dan semua pihak harus memprioritaskan pengaturan lalu lintas di kawasan wisata. Kemacetan horor seperti yang terjadi sebelumnya harus diantisipasi dengan strategi matang dan kolaborasi lintas sektor,” tegas Ketua INSTRAN, Ki Darmaningtyas, dalam diskusi publik bertajuk "Destinasi Wisata Alternatif di Jabodetabekpunjur dalam Menjawab Tantangan Kepadatan Lalu Lintas Masa Libur Nataru" di Bogor, (13/12/2024).
Survei Badan Kebijakan Transportasi (BKT) menunjukkan mayoritas wisatawan memilih destinasi pantai, danau, hingga kawasan pegunungan. Di Jabodetabek, kawasan Puncak masih menjadi favorit sejak lama.
Namun, keterbatasan infrastruktur jalan yang tidak mengalami pelebaran signifikan sejak 1970-an membuat kawasan ini rentan terhadap kemacetan ekstrem.
Kemacetan pada libur Maulid Nabi September lalu menjadi bukti nyata. Saat itu, antrean kendaraan mencapai 16 kilometer dengan durasi macet hampir 24 jam.
Berbagai upaya seperti sistem ganjil-genap, buka-tutup jalan, hingga penyediaan bus dari Blok M ke Taman Safari Indonesia belum mampu mengatasi persoalan inti, yakni tingginya volume kendaraan pribadi.
Dalam diskusi tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Benny Bachtiar, menekankan pentingnya diversifikasi destinasi wisata.
“Kami mendorong promosi destinasi alternatif di Jawa Barat agar wisatawan tidak hanya terpusat di Puncak. Selain itu, diperlukan penataan kawasan wisata utama agar tetap nyaman dan aman bagi pengunjung,” ujarnya.
INSTRAN juga menggarisbawahi perlunya aksesibilitas transportasi yang terintegrasi menuju lokasi wisata. Diskusi ini menghadirkan sejumlah narasumber, termasuk Kasubdit Angkutan Orang BPTJ Bayu dan Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti Dr. Yayat Supriatna.
Kegiatan FGD ini diharapkan menghasilkan rekomendasi konkret, seperti pengembangan wisata alternatif dan perbaikan infrastruktur transportasi.
“Kolaborasi lintas sektor sangat krusial. Kami berharap pemerintah daerah dan stakeholder bersinergi untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan,” tutup Darmaningtyas.
Dengan strategi yang tepat, kepadatan lalu lintas di kawasan wisata favorit dapat diminimalkan, sehingga masyarakat dapat menikmati libur Nataru dengan nyaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News