EIGER Adventure Land Fokus Konservasi dan Pelestarian Alam, Ciptakan Destinasi Ekowisata Berkelanjutan

Ilustrasi: Eiger Adventure Land-Bogor Aktual-Istimewa
BogorAktual.id - EIGER Adventure Land (EAL) menegaskan komitmennya untuk menciptakan destinasi ekowisata yang berkelanjutan dalam rangka memperingati HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Saat ini, EAL sedang giat melaksanakan program konservasi dan pelestarian alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) seluas 253,66 hektare, serta melakukan pemulihan lahan kritis di kawasan PTPN I Regional 2 seluas 73,23 hektare.
Direktur EAL, Imanuel Wirajaya, menyatakan bahwa upaya ini diharapkan dapat menjadi contoh kolaborasi yang baik antara sektor swasta dan pemerintah, sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
"Dengan visi kami, EIGER Adventure Land hadir dengan semangat untuk memberikan manfaat tidak hanya bagi pengunjung, tetapi juga bagi lingkungan, budaya, dan masyarakat sekitar. Kami percaya bahwa ekowisata sejati harus memberikan makna, memberdayakan komunitas, dan memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang," ujar Imanuel saat Konferensi Pers, Rabu (20/8) di Kota Bogor.
BACA JUGA:EIGER Perkenalkan Gunung Bulu Baria sebagai Zero Waste Mountain di Indofest
Sebelumnya, lahan yang merupakan milik negara di kawasan PTPN I Regional 2 telah dimanfaatkan secara ilegal oleh 83 penggarap untuk pertanian, peternakan, dan permukiman.
Namun, melalui pendekatan kolaboratif yang humanis oleh EAL, lahan tersebut telah direstorasi.
"Kami telah membangun 30 rumah untuk para penggarap, serta mendirikan sebuah mushola dan sekolah PAUD. Relokasi ini merupakan bagian dari upaya penyelesaian masalah secara humanis, sekaligus pemulihan aset negara," ungkap Imanuel.
Langkah-langkah ini bahkan mendapat apresiasi dari Menteri ATR/BPN yang berkunjung ke lokasi pada bulan Maret 2023.
Dalam hal ekologi, EAL telah menjalankan berbagai upaya pelestarian untuk menjaga dan meningkatkan nilai-nilai lingkungan sejak awal pembangunan.
Upaya konservasi dilakukan melalui penghijauan lebih dari 100.000 pohon dan perdu, serta penanaman lebih dari 1,8 juta tanaman semak dan ground cover di area PTPN, serta lebih dari 1.800 pohon termasuk dalam program adopsi di area TNGGP.
Selain itu, Imanuel menjelaskan bahwa pihaknya juga melakukan pendataan keanekaragaman hayati, perencanaan hidrologi dan drainase untuk mengendalikan limpasan air, membangun 5 kolam retensi, serta sekitar 120 sumur resapan dari target 205.
BACA JUGA:Desa Wisata Purwasari Pamerkan Edukasi Kemasan Budaya Alami Berpotensi Publik di Kabogorfest 2025
Semangat ekowisata berkelanjutan juga tercermin dari pemanfaatan lahan di area TNGGP, dimana hanya 1,7 persen dari total luas PB-PSWA digunakan, dengan KDB hanya 0,5 persen, jauh di bawah batas maksimal 10 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News